Langsung ke konten utama

About Me...

Di Surabaya, tepatnya Jumat 02Februari'79, pk 02.00 Wib, Bayi laki-laki yang memiliki nama lengkap "Budi Arifianto" terlahir di dunia ini. Lucu dan menggemaskan, itulah kata-kata yang terlontar dari setiap orang yang melihat dan menggendongku. 




Si Budi Kecil
Budi kecil akhirnya tumbuh besar dan kandas di "Stikosa AWS", Padepokan Ilmu Komunikasi Massa tertua di Asia. Dari pemberian nama itu, kalau boleh aku mengartikan, kurang lebih memiliki arti seorang anak laki-laki yang berbudi pekerti, baik, arif serta bijaksana dalam bersikap... he he he, semoga saja! Setelah cek and ricek kepada orang tuaku ternyata benar. Beliau mengharapkan aku agar kelak menjadi seorang laki-laki yang berbudi luhur, arif dalam menyikapi segala permasalahan hidup. Tapi lain lagi versi cerita kerabat ibu yang biasa kupanggil mama, seperti, paman-paman, bibi, serta semua orang yang masih terhitung kerabat, mereka mengatakan, budi artinya semuanya bingung dan ribut alias panik, yang dalam bahasa jawanya disebut "obah wae". Dalam kosakata jawa Budih artinya, ribut-tidak bisa diam-terus bergerak-repot. Yah....cerita ini dibenarkan bapakku yang biasa kupanggil Papa. Saat menjelang kelahiranku, seluruh keluarga mama panik mencarikan darah untuk membantu memulihkan kondisi mama yang saat itu kehabisan darah. Karena kepanikan itulah akhirnya almarhum kakek memberikan nama budi pada si bayi. Ya, nama depan Budi adalah pemberian dari almarhum kakek. Mungkin itulah sejarahnya kenapa aku diberi nama Budi Arifianto. Antara percaya dan tidak, setelah aku beranjak besar dan dewasa, aku selalu membuat orang yang ada disekitarku/ lingkunganku kerepotan karena my life of style, ha...ha...ha...ha.. (maaf bin sory banget yaa..!) Mungkin sudah bawaan sejak lahir kali ya? Menurut orang, aku orangnya sangat susah diatur, ingin jadi pemenang dan maunya sendiri alias egois bin acuh tak acuh (cuek) dan segala macam julukan yang mungkin kurang baik untuk dijadikan teladan bagi kebanyakan. Karena itu hak hidupku yang paling asasi, hidup sebagai seorang muslim di jaman yang sedang mengalami krisis moral dan iman. Coz, aku sebenarnya takut salah memilih dlm pergaulan. Balik maning nang laptop! 

Si Budi Besar
Sejarah kandasnya aku di Padepokan Stikosa AWS, berawal dari ketertarikanku melihat profesi kakak yang waktu itu menjadi wartawan di sebuah tabloid lokal. Singkat kata aku tertarik, dan akhirnya memutuskan untuk mempelajari dunia persilatan ilmu jurnalistik. Di Padepokan STIKOSA AWS, berbagai macam tempaan jiwa aku alami dari para senior, hingga sempat membuat aku stress n mau gila tp belum sampai, dan alhamdulillah ternyata sikap cuek yang aku bawa sejak lahir banyak membantu dan berguna juga dalam proses belajarku. Yah...aku cuek pada lingkunganku yang tidak sehat di kampus. Terlalu banyak intrik dan kepentingan serta sarat dengan kemunafikan.... ya sudah lah...yo wis ben! That's So Sweet Memories! Berbagai upaya sekarang sedang aku rintis seperti : mendirikan Usaha Keluarga Mandiri Asli Wong Suroboyo Group, Organisasi Pemuda Cinta Damai "LENTERA UNITED", Komunitas Penggemar Ngopi "Body Touring Community", Komunitas Alumni Perhotelan Surabaya "ASKHI & Friends", Pusat Pelatihan Anak Kampung Seni "SSC" (Seven of Sweet Child) Centre. Komitmenku adalah terus berkarya demi mencapai predikat "Muslim yang Rahmatan Lil Alamin" AMIN YA ROB.... SEMOGA!






Diamku...mengharap HadirMu... Gerakku...mengharap CintaMu... Karena Hadirku...mengharap Gerak dan CintaMu! Pendiri : - UKM SURABAYA - AWS (Asli Wong Suroboyo) Group - LENTERA UNITED - Body Touring Community - ASKHI & Friends - SSC (Seven of Sweet Child) Centre 
Yang terakhir  dan sampai sekarang, saya  membina komunitas pejuang keluarga (KPK) dengan wadah komunitas yg diberi nama DOS INDONESIA. Saat ini masih fokus menata wilayah di 3 kota, yakni Surabaya , Sidoarjo dan Gresik.  (*)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BIOGRAFI AYAH GURU

  Ayah Guru MENGENANG & Meneladani YM. Ayahanda Guru dalam haul 9 Mei 2021 Berikut biografi singkat Ym. Ayahanda Guru  Sayyidi Syeikh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya Muhammad Amin Al-Khalidi. *1. Kelahiran-* Ayahanda Guru lahir 20 Juni 1917 / 30 Sya'ban 1335 H. di Pangkalan Brandan Sumatera Utara. Orang tua Ayahanda Guru  bernama  Sutan Sori Alam Harahap dan ibunda Siti Dour Siregar. Nenek Ayahanda Guru adalah 2 orang Syaikh Tariqat yaitu Syaikh Yahya dari bapak dan Syaikh Abdul Manan dari pihak ibu. Ayahanda Guru awalnya  bernama Muhammad Amin, karena Ayahanda sampai berumur 2 tahun sering kurang sehat. Kemudian, orang tua Ayahanda Guru mendapat ilham agar untuk menganti nama Ayahanda Guru menjadi Kadirun Yahya dan Ayahanda Guru tidak sakit lagi dan ketika Ayahanda Guru telah menjadi Syaikh meminta ijin untuk menuliskan nama kecil beliau Muhammad Amin. Dari masa kecil Ayahanda Guru sudah banyak memiliki keistimewahan, hal ini di sampaikan langsung oleh Nenek Sya...

"Hai Jiwa Jiwa Yang Tenang .....,"

Salah satu ciri orang sabar adalah mampu menempatkan diri dan bersikap optimal dalam setiap keadaan.  Sabar bukanlah sebuah bentuk keputusasaan, melainkan optimisme yang terukur. Ketika menghadapi situasi di mana kita harus “marah” misalnya, maka marahlah secara bijak serta diniatkan untuk mendapatkan kebaikan bersama.  Karena itu, mekanisme sabar dapat melembutkan hati, menghantarkan sebuah kemenangan yang manis atas dorongan syaithaniyah untuk menuruti ketidakseimbangan pemuasan hawa nafsu.  Dalam shalat dan sabar terintegrasi proses latihan yang meletakkan kendali diri secara proporsional, mulai dari gerakan (kecerdasan motorik), inderawi (kecerdasan sensibilitas), aql, dan pengelolaan nafs menjadi motivasi yang bersifat muthma’innah.   Jiwa muthma’innah atau jiwa yang tenang inilah yang akan memiliki karakteristik malakut untuk mengekspresikan nilai-nilai kebenaran absolut.  "Hai jiwa yang tenang (nafs yang muthmainah). Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati...